Back
21 Dec 2015
BoE Weale: Tumbuh Kekhawatiran Terhadap Perlambatan Upah, Tak Ada Kebutuhan Mendesak Untuk Kenaikan Suku Bunga
FXStreet - Martin Weale, salah satu pembuat kebijakan Bank of England yang telah hawkish dalam pendiriannya sejauh ini mendukung menaikkan suku bunga dari tingkat terendah BoE, cukup mengejutkan ketika dalam sebuah wawancara dengan The Telegraph dia mengatakan kebijakan moneter ketat adalah "sedikit kurang langsung". Jatuhnya harga minyak dan buruknya pertumbuhan upah yang membatasi harga diyakini telah mengubah pemikiran Weale ini.
Pendapatan rata-rata mingguan, termasuk bonus, tumbuh 2,4% dalam tiga bulan sampai Oktober dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan lebih rendah dari 3 persen pertumbuhan yang terlihat dalam tiga bulan hingga September. Mengingat pertumbuhan upah lebih lambat serta anjloknya harga komoditas menyebabkan Weale untuk berpendapat "Faktor-faktor yang menekan inflasi telah menjadi sedikit lebih berkepanjangan." Skenario pertumbuhan upah buruk berlangsung lebih lama dari yang diharapkan kebanyakan para pembuat kebijakan. Weale mengatakan, "Awalnya saya pikir pertumbuhan upah yang lemah adalah goyangan yang mewakili angka liar yang Anda dapatkan sekali atau dua kali dari waktu ke waktu. Jelas ada sesuatu yang lebih dari itu," katanya. Wakil Gubernur BoE Minouche Shafik juga berpendapat bahwa "plato" dalam pertumbuhan gaji akan memastikan tingkat yang lebih rendah untuk waktu yang lebih lama.
Weale juga percaya kekuatan Sterling terhadap Euro merupakan faktor signifikan yang menghambat kenaikan suku bunga. Ketidakpastian Brexit juga mungkin menyakiti investasi dan pertumbuhan yang lambat dalam beberapa bulan mendatang. Pemerintah kemungkinan akan mengadakan referendum terencana mengenai keanggotaan Inggris di Uni Eropa dalam dua tahun ke depan. BoE perlu mempertimbangkan masalah ini juga.
Maka, menurut Weale Komite Kebijakan Moneter (MPC) sekarang akan menilai sejauh mana dampak-dampak dari faktor-faktor inflasi sebelum memutuskan kapan harus menaikkan suku bunga. Namun ia memperingatkan bahwa jika tingkat rendah tetap ditahan terlalu lama itu akan mulai membebani proses pemulihan ekonomi. Untuk memastikan inflasi tidak melampaui target Bank dalam jangka menengah, ia mengatakan diperlukan bahwa tingkat suku bunga dinaikkan sebelum 2017. "Saya rasa bahwa untuk menjaga inflasi pada sasaran, suku bunga harus beberapa titik lebih tinggi dari yang disiratkan pasar," katanya.
Pasar, sebelum rilis data upah berpendapat bahwa BoE tidak akan menaikkan suku bunga sampai akhir 2016 atau awal 2017. Sebuah jajak pendapat Reuters bahkan telah meramalkan kenaikan pertama datang pada bulan Mei. Namun data upah terbaru telah menyebabkan ekonom untuk menekankan bahwa perkiraan mereka mungkin akan harus didorong lebih jauh.
Sementara berbicara tentang dampak suku bunga terhadap perekonomian, Weale mengatakan "sedikit lebih awal" dari cakrawala 18-24 bulan dilihat oleh para ekonom.
Pendapatan rata-rata mingguan, termasuk bonus, tumbuh 2,4% dalam tiga bulan sampai Oktober dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan lebih rendah dari 3 persen pertumbuhan yang terlihat dalam tiga bulan hingga September. Mengingat pertumbuhan upah lebih lambat serta anjloknya harga komoditas menyebabkan Weale untuk berpendapat "Faktor-faktor yang menekan inflasi telah menjadi sedikit lebih berkepanjangan." Skenario pertumbuhan upah buruk berlangsung lebih lama dari yang diharapkan kebanyakan para pembuat kebijakan. Weale mengatakan, "Awalnya saya pikir pertumbuhan upah yang lemah adalah goyangan yang mewakili angka liar yang Anda dapatkan sekali atau dua kali dari waktu ke waktu. Jelas ada sesuatu yang lebih dari itu," katanya. Wakil Gubernur BoE Minouche Shafik juga berpendapat bahwa "plato" dalam pertumbuhan gaji akan memastikan tingkat yang lebih rendah untuk waktu yang lebih lama.
Weale juga percaya kekuatan Sterling terhadap Euro merupakan faktor signifikan yang menghambat kenaikan suku bunga. Ketidakpastian Brexit juga mungkin menyakiti investasi dan pertumbuhan yang lambat dalam beberapa bulan mendatang. Pemerintah kemungkinan akan mengadakan referendum terencana mengenai keanggotaan Inggris di Uni Eropa dalam dua tahun ke depan. BoE perlu mempertimbangkan masalah ini juga.
Maka, menurut Weale Komite Kebijakan Moneter (MPC) sekarang akan menilai sejauh mana dampak-dampak dari faktor-faktor inflasi sebelum memutuskan kapan harus menaikkan suku bunga. Namun ia memperingatkan bahwa jika tingkat rendah tetap ditahan terlalu lama itu akan mulai membebani proses pemulihan ekonomi. Untuk memastikan inflasi tidak melampaui target Bank dalam jangka menengah, ia mengatakan diperlukan bahwa tingkat suku bunga dinaikkan sebelum 2017. "Saya rasa bahwa untuk menjaga inflasi pada sasaran, suku bunga harus beberapa titik lebih tinggi dari yang disiratkan pasar," katanya.
Pasar, sebelum rilis data upah berpendapat bahwa BoE tidak akan menaikkan suku bunga sampai akhir 2016 atau awal 2017. Sebuah jajak pendapat Reuters bahkan telah meramalkan kenaikan pertama datang pada bulan Mei. Namun data upah terbaru telah menyebabkan ekonom untuk menekankan bahwa perkiraan mereka mungkin akan harus didorong lebih jauh.
Sementara berbicara tentang dampak suku bunga terhadap perekonomian, Weale mengatakan "sedikit lebih awal" dari cakrawala 18-24 bulan dilihat oleh para ekonom.